menu

Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Rabu, 04 Juni 2014

METODE KONTRASEPSI ALAMI



Tugas kelompok Metode Kontrasepsi
METODE KONTRASEPSI ALAMI

 


                                                                Oleh

OSCARIANI PASERANG               1110002
INRIANA SUKMA                          1110028
RUSMINA KHARIE                       1110103
SARAH FEBRIANA                        1110118
STEFANUS DJAWA                        1110130


                     
BAGIAN EPIDEMIOLOGI & BIOSTATISTIK 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN  (STIK)
TAMALATEA MAKASSAR
2014








BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Metode keluarga berencana alami telah banyak digunakan di masa lalu oleh berbagai kelompok agama seperti penganut Katolik Roma. Metode ini dilakukan dengan mengamati perubahan tubuh tertentu yang menandai ovulasi. Dari informasi ini, pasangan dapat memilih pantang koitus dan menggunakannya sebagai metode keluarga berencana mereka, atau menggunakan masa subur ini untuk melakukan koitus sehingga meningkatkan kehamilan, yang disebut sebagai kesadaran terhadap kesuburan. (Suzanne Everett, 2007 : 37).
Adapun dasar para fuqoha membolehkan kontrasepsi yang bersifat sementara diantaranya mengacu pada sumber hukum Islam sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Suci al Qur’an Surat al Baqoroh ayat 233 yang mengajarkan tentang metode kontrasepsi secara alami dengan cara pemberian ASI exklusif bagi seorang ibu pada bayinya selama 2 tahun sebagai usaha untuk mencegah atau memperlambat terjadinya kehamilan berikutnya, dan juga berdasar pada hadits Nabi yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Imam Muslim mengenai  al azl / العزل    sebagai berikut :
عن جابر رضىالله عنه قال : كنانعزل على عهد رسول الله ص م و القران ينزل    -  رواه البخارى و مسلم
Artinya : Dari Jabir ra ia berkata : “ Kami pernah melakukan azl pada zaman Nabi Muhammad SAW
 “Para uskup Indonesia mendukung ajaran Paus dengan memberi anjuran hendaknya metode alamiah (KB Alamiah-pantang berkala) beserta segala perbaikannya lebih diperkenalkan dan dianjurkan,” ujar Romo Jeremias mengutip pedoman Pastoral keluarga tahun 1975 No.26. Sejauh ini Agama Katolik menganjurkan umat melaksanakan program KB dengan cara pantang berkala (tidak melakukan persetubuhan saat masa subur).
Metode keluarga berencana alami sebelumnya disebut pantang berkala, masa aman dan metode irama. Baru belakangan ini metode tersebut dipromosikan kepada wanita sebagai suatu metode kesadaran terhadap kesuburan, dan seiring makin banyak wanita menunda kehamilan, metode ini menjadi pilihan yang semakin popular. Pada tahun 1930, Ogino di Jepang dan pada tahun 1933, Knaus di Australia, menemukan bahwa konsepsi berlangsung di antara siklus menstruasi, dan masa dari ovulasi ke masa menstruasi berikutnya selalu sama tanpa mempertimbangkan siklus tersebut.
Dengan menggunakan informasi ini mereka mengembangkan metode kalender. Pada masa ini metode perubahan lender serviks diperhatikan oleh Seguy dan Vimeux. Pada tahun 1947 Ferin mula-mula memperhatikan bahwa suhu tubuh seorang wanita berubah pada saat ovulasi. Namun, temuan ini tidak digunakan sampai tahun 1964. Drs. John dan Evelyn Billings menggunakan temuan ini untuk merumuskan metode Billings, saat ini dikenal dengan metode serviks.
B.  RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana pandangan agama terhadap penerapan metode kontraspsi alami ?
2.    Apa saja jenis-jenis metode kontrasepsi alami ?
3.    Apa keuntungan, kerugian, manfaat dan efek samping metode kontrasepsi alami (suhu basal, metode kelender, senggama terputus, metode amenorea laktasi, metode lendir serviks, dan metode simtothermal ?
4.    Apa indikasi dan kontraindikasi dari metode kontrasepsi alami ?
C.  TUJUAN
a.    Tujuan umum
1.    Menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Metode Kontrasepsi yang membahas mengenai Metode Kontrasepsi Alami.
b.   Tujuan khusus
1.    Menjelaskan pandangan agama terhadap penerapan metode kontrasepsi alami.
2.    Memaparkan berbagai jenis metode kontrasepsi alami.
3.    Menjelaskan setiap jenis metode kontrasepsi alami.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN METODE KONTRASEPSI ALAMI
Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi. Kontra berarti menolak, konsepsi berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum) yang sudah matang dengan sel mani pria (sperma) sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan demikian kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).
Sedangkan yang dimaksud dengan istilah ‘alamiah’ di sini adalah metoda-metoda yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi ciri khas metode perintang) juga tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metoda hormonal).
Jadi, yang dimaksud Kontrasepsi Alamiah adalah suatu upaya mencegah /mengahalangi pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma dengan menggunakan metode-metode yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi cirri khas metode perintang ) juga tidak memerlukan obat-obatan.

B.  JENIS METODE KONTRASEPSI ALAMI
Ada dua jenis metode kontrasepsi alami yang banyak digunakan yaitu:
a.    Metode irama tubuh
Penentuan waktu ovulasi dapat diketahui melalui pemeriksaan tubuh dengan menggunakan metode kalender, suhu tubuh, lendir vagina, metode simptohtermal, dan metode laktasi. Jadi KB alami dengan menggunakan metode irama tubuh ialah dengan cara mengetahui waktu terjadinya ovulasi pada wanita. Apabila menginginkan kehamilan, maka hubungan seksual dilakukan pada waktu masa subur dan apabila tidak menginginkan kehamilan maka jangan melakukan hubungan seksual saat terjadinya masa subur.
b.   Senggama terputus

C.  SUHU BASAL
a.    Pengertian dan Tujuan Suhu Basal
Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
b.   Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi
Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal ( BBt / basal body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar ( 0,2 – 0,4 ° C ) dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya.
Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone progesterone disekresi oleh korpus luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik, Aturan perubahan suhu:
a)    Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi ( sebelum bangkit dari tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang telah disediakan oleh instruktur KBA.
b)   Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah. Mengabaikan suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
c)    Menarik garis pada 0,05°C – 0,1°Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10 hari tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau garis suhu.
d)   Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di atas garis pelindung tersebut
Catatan :
Ø Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover line ) selama perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan menunggu sampai 3 hari berturu-turut suhu tersebut di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
Ø Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai hari pertama haid berikutnya.
c.    Kerugian
1.    Membutuhkan motivasi
2.    Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
3.    Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan obat-obatan, misalnya aspirin
4.    Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
5.    Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai kehamilan
6.    Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca ovulasi.
d.   Keuntungan
1.    Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.
2.    Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi.
3.    Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks.
4.    Berada dalam kendali wanita.
5.    Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan
e.    Kontraindikasi
1.    Sikluls haid yang tidak teratur.
2.    Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.
3.    Kurve suhu badan yang tidak teratur.
4.    Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui secara tepat.
f.     Indikasi
1.    Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
2.    Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
3.    Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain
4.    Tidak keberatan jika terjadi kehamilan
g.    Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama.
h.   Efektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 wanita/tahun. Daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kondom atau obat spermisida di samping pantang berkala.
D.  METODE LENDIR SERVIKS/ METODE OVULASI BILLINGS (MOB)
a.    Pengertian
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
b.   Cara kerja
Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks. Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1.    Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2.    Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat.
Jika lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti putih telur dan dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa subur dapat dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.
Lendir dari servirks tidak dapat diamati pada saat sedang terangsang dan beberapa jam setelah senggama, karena dinding vagina juga akan mengeluarkan lendir yang akan memalsukan lendir servik.
c.    Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.
d.   Kelebihan
1.    Mudah digunakan.
2.    Tidak memerlukan biaya.
3.    Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
e.    Kekurangan
1.    Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2.    Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
3.    Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
4.    Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
f.     Indikasi
1.    Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
2.    Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
3.    Perempuan kurus atau gemuk.
4.    Perempuan yang merokok.
5.    Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.
6.    Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.
7.    Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
8.    Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid
9.    Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan.
g.    Kontraindikasi
1.    Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.
2.    Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali MOB.
3.    Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB
4.    Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid.
5.    Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
h.   Efek samping
1.    Komplikasi yang langsung tidak ada
2.    Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.

E.  METODE AMENOREA LAKTASI
a.    Pengertian
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.
Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid akibat hormon laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibu-ibu harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul.
b.   Cara kerja
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi. 
Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
c.    Kelebihan
1.    Ekonomis.
2.    Mengurangi perdarahan pasca melahirkan.
3.    Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.
4.    pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan,
5.    tidak mengganggu kesehatan,
6.    merangsang seorang wanita untuk menyusui
d.   Kekurangan
1.    Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
2.    Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.
3.    tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak melindungi dari PMS
e.    Indikasi
Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.    Wanita yang menyusui secara eksklusif.
2.    Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
3.    Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.
f.     Kontraindikasi Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL
1.    Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
2.    Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
3.    Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
4.    Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
5.    Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
6.    Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
7.    Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
8.    Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.
g.    Efek samping
1.    Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
2.    Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
3.    Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

F.   SISTEM KELENDER
a.    Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.
b.   Cara kerja
Prinsip metode pantang berkala ini adalah tidak melakukan senggama pada masa subur yaitu pertengahan siklus haid atau ditandai dengan keluarnya lendir encer dari liang vagina. Untuk menghitung masa subur digunakan rumus siklus terpanjang dikurangi 11 hari dan siklus terpendek dikurangi 18 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut harus pantang sanggama, dan diluarnya merupakan masa aman. Sebagai contoh, jika seorang wanita mempunyai siklus haid dari hari ke 28 sampai hari ke 36, maka perhitungannya adalah 28-18=10, dan 36-11=25. Maka konsepsi dapat terjadi hari ke 10 hingga hari ke 25 daur haid, sehingga masa aman adalah hari pertama sampai hari ke 9 daur haid.
c.    Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsiMetode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi. Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan. Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.
d.   Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1.    Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2.    Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3.    Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
4.    Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5.Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
6.    Tidak memerlukan biaya.
7.    Tidak ada efek samping.
8.    Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
e.    Keterbatasan/kekurangan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1.    Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2.    Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3.    Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
4.    Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5.    Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6.    Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7.    Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
f.     Indikasi
1.    Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
2.    Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara
3.    Perempuan kurus ataupun gemuk
4.    Perempuan yang merokok
5.    Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi sedang, varises, disminorea sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.
6.    Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.
7.    Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
8.    Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu setiap siklus haid.
9.    Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan
g.    Kontraindikasi
1.    Perempuan dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang membuat kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi.
2.    Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setelah abortus)
3.    Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur.
4.    Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid
5.    Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalnya.
G. METODE SIMPTOTHERMAL
a.    Pengertian
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanitaMetode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuhperubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.
b.   Manfaat
1.    Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur).
2.    Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan
c.    Kontraindikasi
1.    Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode simptothermal.
2.    Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau alasan lain.
3.    Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
4.    Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil.
5.    Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.
d.   Keuntungan
1.    Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
2.    Aman.
3.    Ekonomis.
4.    Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
5.    Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
6.    Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar.
e.    Keterbatasan
1.    Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
2.    Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
3.    Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
4.    Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
f.     Efek samping
1.    Komplikasi yang langsung tidak ada.
2.    Persoalan timbul bila terjadi kegagalan kehamilan karena data-data yang menunjukan timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan dengan terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu matang.
H.  SENGGAMA TERPUTUS
a.    Pengertian dan cara kerja senggama terputus
Cara ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan sampai sekarang masih digunakan oleh manusia. Senggama terputus adalah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pria menyadari sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan dalam waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.
Cara Kerja Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah. Keuntungan dari cara ini adalah tidak membutuhkan biaya, alat maupun persiapan. kekurangannya adalah dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pria dan penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni.
b.   Manfaat Kontrasepsi
1.    Efektif bila digunakan dengan benar
2.    Tidak mengganggu produksi ASI ·
3.    Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
4.    Tidak Ada efek samping
5.    Dapat digunakan setiap waktu
6.    Tidak membutuhkan biaya Non Kontrasepsi
7.    Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana
8.    Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
9.    EFEKTIF : Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu ejakulasi.
c.    Indikasi
1.    Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
2.    Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya
3.    Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
4.    Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lainnya
5.    Pasangan yang memerlukan metode pendukung
6.    Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
d.   Kontraindikasi
1.    Pria dengan pengalaman ejakulasi dini
2.    Pria yang sulit melakukan sanggama terputus
3.    Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis ·
4.    Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama
5.    Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
6.    Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.

















BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Sejauh ini Agama Katolik menganjurkan umat melaksanakan program KB dengan cara pantang berkala (tidak melakukan persetubuhan saat masa subur). Namun, cara melaksanakannya harus diserahkan sepenuhnya kepada tanggung jawab suami-istri, dengan mengindahkan kesejahteraan keluarga.
Faktor pendorong masyarakat memilih metode kontrasepsi sederhana tanpa alat adalah metode ini tidak memerlukan biaya sehingga dapat menghemat pengeluaran, terhindar dari efek merugikan bahan kimia yang terkandung di dalam alat kontrasepsi, menghindari kemungkinan alergi yang ditimbulkan oleh karena pemakaian alat kontrasepsi, tidak merubah siklus menstruasi pada wanita, tidak bertambahnya berat badan bagi penggguna, tidak mempengaruhi kesuburan dalam jangka panjang, dan tidak menyakitkan.

B.  SARAN
Apabila hendak melakukan KB sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu. segala aspek yang menyangkut tentang KB.Semoga dengan penyusunan makalah yang kami buat ini, dapat memberikan pedoman, inspirasi dan kreatifitas bagi teman – teman. Dan sebuah kreatifitas yang bisa terilhami dari apa saja yang kemudian diaplikasikan dalam proses belajar yang baik meskipun bentuk makalah ini sangat sederhana dan masih banyak yang perlu disempurnakan karena masih ada kesalahan – kesalahan dalam penyusunan makalah kami ini.
Saran dan kritik (masukan) sangat dibutuhkan untuk membantu penulis dalam memperbaiki suatu rangkaian tersebut, dan itu semua sangat berharga dalam suatu hal dan yang bersifat membangun dan upaya untuk mewujudkan keberhasilan serta sebagai pengayaan nilai yang maksima